Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Unioversitas Muhammadiyah Palangkaraya

Dosen FISIPOL UMPR laksanakan FGD bersama tokoh adat se-Kalteng

Palangka Raya (ANTARA) – Tim dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (FISIPOL UMPR) pada Kamis, 31 Juli 2025 melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama tokoh adat se Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng)
“FGD ini merupakan bagian penting dari pelaksanaan penelitian tim dosen UMPR,” kata Ketua Tim dosen FISIPOL UMPR Dr Aquarini MIKom di Palangka Raya, Sabtu,
Dia mengatakan, pelaksanaan penelitian tim dosen UMPR itu sendiri berjudul “Transformasi Kebijakan Publik dengan Platform Digital: Meningkatkan Keberlanjutan Mahaga Petak Danum Sumberdaya Alam Suku Dayak”.
“Penelitian ini mendapat pendanaan hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) tahun anggaran 2025,” kata Aquarini.
Dia menerangkan, FGD itu dilaksanakan bersama anggota Tim Dosen FISIPOL UMPR lain terdiri dari Dr Mambang MAP dan Lisnawati MIKom.
Kegiatan itu dilaksanakan di Aula Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Tengah ini dihadiri oleh para Damang Kepala Adat dan Mantir dari berbagai wilayah se-Kalimantan Tengah.
Aquarini menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi penggunaan platform digital sebagai media edukasi dan kampanye sosial dalam upaya pelestarian sumber daya alam, khususnya melalui nilai-nilai kearifan lokal Suku Dayak, seperti Mahaga Petak Danum.
la menegaskan bahwa pelibatan masyarakat adat dalam diskusi ini sangat penting untuk memastikan bahwa arah pengembangan teknologi dan kebijakan publik dapat berakar kuat pada nilai budaya dan pengetahuan lokal.
“FGD ini kami rancang sebagai ruang dialog terbuka untuk mendengar langsung pandangan masyarakat terhadap pengelolaan SDA, mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi, dan merumuskan solusi berbasis kondisi lokal,” ujarnya.

Adapun tujuan spesifik dari FGD ini mencakup tiga hal utama, yakni, mendengar langsung dari masyarakat mengenai pandangan mereka terhadap pengelolaan sumber daya alam.
“Terutama berkaitan dengan Mahaga Petak Danum, mengidentifikasi tantangan serta solusi yang dihadapi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup,” katanya.
Kemudian juga untuk menghimpun masukan serta harapan masyarakat terkait penggunaan teknologi digital dalam mendukung pelestarian SDA dan meningkatkan partisipasi dalam kebijakan berbasis adat.
la juga berharap bahwa FGD ini mampu menggali lebih dalam nilai-nilai lokal yang patut dipertahankan dalam pelestarian alam.
la menekankan bahwa setiap masukan yang diberikan akan menjadi bagian dari proses perencanaan dan pengembangan platform digital yang relevan, inklusif, dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah.
“Setiap pendapat sangat kami hargai. FGD ini adalah ruang untuk mendengarkan berbagai perspektif dari komunitas adat. Harapannya, platform yang nanti dikembangkan benar-benar mencerminkan semangat lokal dan bisa memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Selama diskusi, para Damang dan Mantir menyampaikan beragam pandangan mengenai perubahan lingkungan, praktik pelestarian yang diwariskan secara turun-temurun, serta tantangan yang mereka hadapi akibat kebijakan eksternal dan aktivitas industri.
Kegiatan ini merupakan langkah awal dari proses kolaboratif jangka panjang. Selanjutnya, seluruh data dan ide yang terkumpul akan dianalisis sebagai bahan utama dalam perancangan awal platform digital pelestarian SDA berbasis kearifan lokal.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Universitas Muhammadiyah Palangka Raya menunjukkan komitmennya dalam mendukung transformasi kebijakan publik yang lebih berkelanjutan dan berakar pada kekuatan budaya lokal.
“Kemudian mengintegrasikan teknologi digital untuk mendukung pemberdayaan komunitas adat dan pelestarian lingkungan di Kalimantan Tengah,” katanya. (Rendhik Andika)